CIBINONG – Dua tahun menjabat, performa anggota DPRD Kabupeten Bogor periode 2019-2024 masih dinilai buruk. Masyarakat Kabupaten Bogor bahkan masih sangat skeptis terhadap anggota DPRD di dapilnya masing. Hal tersebut menjadi salah satu simpulan hasil survei yang dirilis Lembaga Studi Visi Nusantara Maju (LS-Vinus) bersama Democracy and Electoral Empowerment Partnership (DEEPP), Selasa (2/11).
“Hasilnya, banyak warga yang masih belum kenal dengan anggota DPRD, bahkan yang berasal dari daerah pemilihan (dapil)-nya,” ujar Direktur DEEP, Yusfitriadi di Cibinong.
Yus mengatakan, survei dilakukan pada Juni hingga Agustus 2021. Survei tersebut menggunakan metode cluster random sampling. Instrumen survei disebar ke 600 opinion maker yang mewakili akademisi, tokoh pemuda, LSM dan pengusaha dengan sebaran masing-masing 15 responden di satu kecamatan.
Instrumen survei berkaitan dengan tingkat popularitas, intensitas komunikasi, tingkat kebermanfaatan dan kelayakan dicalonkan kembali. Menurut Yus, tingkat kontra terhadap sejumlah komponen tersebut sangat tinggi, bahkan ada yg di atas 50 %. Artinya, sangat banyak masyarakat di dapil tidak merasakan manfaat dari keberadaan wakilnya di lembaga legislatif, serta pada akhirnya kebanyakan masyarakat tidak mau mencalonkan kembali anggota DPRD yang saat ini menjabat.
“Terlihat sangat konsisten prosentasi keempat variabel tersebut. Misalnya bagi anggota dewan yang dikenal cukup luas di masyarakat, sudah bisa dipastikan tingkat komunikasi, tingkat kebermanfaatannya dan tingkat kembali dicalonkan sangat tinggi prosentasinya,” katanya.
Kata Yus, prosentasi tertinggi diduduki enam orang anggota Dewan, yakni dua orang dari Partai Gerindra, Rudy Susmanto dan Beben Suhendar, dua orang dari Partai Golkar Wawan Hikal Kurdi dan Aan Triana Almuharom, satu orang dari PAN, Sutisna dan satu orang dari PKB yakni Lukmanudin Ar-Rasyid.
“Paling tinggi prosentasi performa anggota legislatif tidak sampai 50 persen. Bahkan paling rendah hanya 4 persen dari 20 orang yang ditulis. Dan 35 orang lagi semuanya di bawah 4 persen. Sehingga performa DPRD Kabupaten bogor masih belum bergeser dari survei sebelumnya, yakni bernilai merah,” papar Yus.
Yang menarik, kata Yus, Partai PKS yang pada 2019 meraih 9 kursi dan PDIP dengan 6 kursi hanya di tengah presentasinya. “Dan yang juga menarik adalah partainya Bupati (PPP) semua anggota legislatifnya mempunyai performa yang buruk. Paling tinggi cuma 4 % yaitu Pusni.l, sementara yang lainnya di bawah itu. Bahkan sebagian besar anggota legislatifnya tidak masuk ke dalam 20 besar prosentasenya. oleh karena itu perlu menjadi catatan tebal baik bagi bupati maupun ketua DPC PPP Kabupaten Bogor,” tandasnya (*)