Ingin Jadi Insinyur dan Bangun Rumah
RUJUKANMEDIA.com – Almarhum Arya Saputra (16) meninggalkan banyak kesan baik untuk orang-orang terdekatnya. Sisw SMK Bina Warga yang jadi korban pembacokan sadis itu bahkan sering membuat hati orang tuanya bangga,
“Nanti kalau Arya sudah besar, Arya mau bangun rumah ini,”
Ruja’i (56), Ayah angkat almarhum Arya Saputra (16) terisak saat mengingat dan menirukan kalimat anaknya yang tewas dengan cara sangat tragis. Arya meninggal dengan luka sobek di bagian pipi kiri hingga leher karena ditebas oleh tiga pelajar bekendara sepeda motor, di Jalan Raya Bogor.
“Dia anak yang sangat baik, sangat sayang sama keluarga,” kata Ruja’i, seperti dilansir rasioo.id, Sabtu 11 Maret 2023.
Arya Saputra tinggal bersama Ruja’i dan ibu angkatnya sejak usia tiga bulan. Di rumah sangat sederhana berkelir hijau itu, Arya tumbuh besar layaknya anak kandung. Ruja’i tidak pernah membedakan kasih sayang antara Arya dengan dua anak kandungnya.
Mendengar keinginan anaknya membangun rumah tempat Arya tumbuh dan besar, sebagai orang tua, Ruja’i sempat mengarahkan Arya menjadi seorang arsitek. Meski kerja sebagai, petugas kebersihan di salah satu perusahaan swasta, Ruja’i bulat tekad akan mendukung mimpi anak yang sangat disayanginya itu.
“Tapi kemudian, Arya bilang mau jadi insinyur. Makanya dia memilih masuk SMK. Jurusan Teknik Kendaraan Ringan yang dia pilih itu juga atas kemauannya sendiri,” katanya.
Ruja’i mengikuti kemauan anaknya, dan mendaftarkan Arya ke SMK Bina Warga yang juga atas permintaan Arya Sendiri. Sayang belum genap satu tahun mengenyam pendidikan tingkat atas, remaja berusia 16 tahun itu meninggal dunia, saat usai mengikuti ujian susulan di sekolahnya.
“Kami sangat sedih,” kata Ruja’i. Adapun ibunya hanya terus memandang dan sesekali mengusap-usap bingkai berisi foto Arya yang sengaja diletakan di ruang tamu keluarga.
Bukan hanya ingin membangun rumah, dua hari sebelum meninggal, Arya juga sempat bikin hati orang tuanya ‘bungah’. Arya berkata kepada ibunya, jika sudah bekerja nanti akan beli mobil yang bisa dipakai bersama dengan keluarga. Maklum, keluarga sederhana itu memang tidak punya kendaraan roda empat. Penghasilan Ruja’i sebagai petugas kebersihan hanya cukup untuk biaya kehidupan sehari-hari.
“Saya kan anter ke ibunya, dia nyender di mobil orang, kata ibunya “dek, itu mobil orang”. Kata dia “ah dede mah nanti juga mau beli” itu kata terakhir dia, dua hari terakhir,” tutur Ruja’i.
Meski baru sebatas cita-cita, niat almarhum yang selaku mendahulukan kepentingan keluarga sudah sangat cukup membahagiakan hati orang tuanya. Ditambah lagi, dari kecil hingga remaja Arya sama sekali tidak pernah punya masalah negatif, baik di sekolah maupun lingkungan rumahnya.
Bahkan Kampung Cijujung Tengah yang masyarakatnya bercorak santri membentuk kepribadian Arya menjadi anak yang taat pada ajaran Agama. “Sama teman-temannya, dia mengaji di Masjid dan baca-baca sholawat,” imbuhnya.
Arya dibunuh saat pulang sekolah
Arya Saputra, siswa SMK Bina Warga jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR) tewas mengenaskan dengan kondisi bersimpah darah di bagian leher. AS tewas setelah lehernya disabet senjata tajam. Pelaku berjumlah tiga orang mengendarai sepeda motor dan berseregam sekolah.
Saksi mata, Andre, memaparkan kejadian tragis itu. Andre menyebut, AS saat peristiwa nahas terjadi terlihat hendak menyebrangi lampu merah Pomad, Ciparigi, Kota Bogor pada Jumat 10 Maret 2023.
Namun, saat hendak menyebrang, sekitar Pukul 09:30 WIB, dari arah Cibinong datang sebuah kendaraan bermotor yang di tumpangi tiga pelajar dengan membawa senjata tajam berupa pedang.
“Saat berada di lampu merah, pelajar yang menggunakan motor langsung membacok korban yang hendak menyeberang lampu merah,” kata Andre.
Sajam itu, kata Andre, langsung menyasar ke bagian leher AS sampai AS terkapar dan darah berceceran di jalan tersebut.
Melihat temannya terkena sajam, kedua teman lainnya sempat kocar kacir untuk menyelamatkan diri. Beberapa saat kemudian, teman korban datang kembali untuk membantu korban.
“Warga sekitar langsung menolong korban dan memberhentikan mobil ambulance yang sedang lewat. Korban di bawa ke RS FMC,” ucap dia. (*)
Suasana duka menyelimuti rumah Ruja’i. Sejumlah pejabat dari Kota dan Kabupaten Bogor bergantan datang untuk menyampaikan keprihatinan dan ungkapan duka cita.
Arya dimakamkan pada Sabtu 11 Maret 2023, sekira pukul 07.30 pagi. Arya di makamkan di TPU Astana Desa Cijujung yang berjarak 1 kilometer dari rumahnya (*)
Reporter : Egi AM