PBNU Luncurkan Forum Agama R20, Wadah Perkumpulan Ulama Se-Dunia

 

Bogoronline.com – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) meluncurkan Forum Agama G20 berbarengan dengan Presidensi Indonesia untuk G20.

 

Ketua Umum PBNU KH. Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) menyampaikan bahwa R20 ini merupakan platform global tempat berkumpulnya pemuka agama negara untuk menyampaikan keprihatinan mereka serta menyuarakan nilai-nilai peradaban bersama.

 

Seperti dikutip dari detik.com, visi dan tujuan PBNU menggelar R20 itu yakin untuk memperkuat G20, pertemuan tahunan negara-negara dengan ekonomi terbesar di dunia.

 

Forum R20 digelar untuk memastikan bahwa pada abad ke-21 ini agama dapat berfungsi sebagai sumber solusi atas berbagai problem global, alih-alih menjadi sumber masalah.

 

Sehingga kemudian untuk memenuhi visi tersebut, R20 mengundang para pemimpin agama dan politik dari negara-negara anggota G20 dan dari tempat lainnya di seluruh dunia.

 

Di forum inilah nanti akan dibahas solusi untuk: mencegah penggunaan identitas sebagai senjata politik; menghentikan penyebaran kebencian komunal; mendorong solidaritas dan rasa hormat di tengah keberagaman masyarakat, budaya, serta bangsa di dunia; serta mendorong munculnya tatanan dunia yang benar-benar adil dan harmonis, yang didasarkan pada penghormatan terhadap persamaan hak dan martabat setiap manusia.

 

Menurutnya, dari 2022 hingga 2024, secara bergiliran, Indonesia, India, dan Brasil akan memegang Presidensi G20. Bukan hanya menjadi rumah bagi populasi Muslim, Hindu, dan Katolik terbesar di dunia, negara-negara tersebut juga mewarisi tradisi peradaban yang begitu kaya dan beragam.

 

“Selain mengalami perkembangan pesat dalam bidang ekonomi, negara-negara ini memiliki modal sosial budaya yang luar biasa serta potensi untuk menunjukkan “soft power” agama di panggung dunia, bersama-sama dengan para pemangku kepentingan dari negara anggota G20 lain yang memiliki pemikiran serupa,” kata Gus Yahya dalam keterangan tertulis PBNU.

 

Menurut Gus Yahya, pada 29 Oktober 2021, Centrist Democratic International (CDI), jaringan partai politik terbesar di dunia, mengadopsi resolusi yang “menyerukan kepada pemerintah dan lembaga masyarakat sipil untuk bergabung dengan Republik Indonesia dan gerakan Humanisme Islam [Nahdlatul Ulama] dalam rangka melestarikan dan memperkuat tatanan internasional berbasis aturan yang dibangun di atas nilai-nilai peradaban bersama.

 

“Resolusi itu selanjutnya menyatakan komitmen CDI untuk “mendukung upaya Indonesia, melalui G20 dan Forum [Agama] G20… untuk mendorong munculnya tatanan dunia yang benar-benar adil dan harmonis, yang didasarkan pada penghormatan terhadap persamaan hak dan martabat setiap manusia.” kata Gus Yahya

Tinggalkan Balasan