Kenali Yuk! Apa Sih Makna Slow Parenting dan Solusinya Apa bagi Orangtua yang Burnout?

RUJUKANMEDIA.COM – Di tengah perkembangan teknologi yang terus berubah, pengaruh media sosial, serta masyarakat yang dipenuhi persaingan dan kepuasan instan, orangtua yang hidup di era modern ini sering mengalami stres atau burnout. Di sinilah konsep slow parenting hadir sebagai solusi.

Dikutip dari berbagai sumber inilah penjelasan slow parenting bagi ortu yang burnout.

Slow parenting adalah gaya pengasuhan yang mendorong orangtua untuk berhenti sejenak dari jadwal yang padat dengan berbagai kegiatan. Konsepnya adalah, tanpa jadwal yang terlalu penuh, anak-anak memiliki lebih banyak waktu untuk bermain, mengeksplorasi, dan berkembang sesuai ritme mereka sendiri.

Bagi orangtua, ini juga menjadi kesempatan untuk beristirahat dari tekanan dunia parenting modern yang serba cepat dan kompetitif, yang seringkali menyita banyak waktu dan energi mereka.

Pada intinya, slow parenting lebih menekankan kualitas daripada kuantitas, bagaimana waktu dihabiskan lebih penting daripada jumlah aktivitas yang dilakukan.

“Para orangtua bisa mengambil langkah mundur, mengikuti arahan anak, dan membiarkan mereka menunjukkan minat serta rasa ingin tahu mereka sendiri,” kata Liz Conradt, Ph.D., seorang psikolog klinis dan perkembangan serta Associate Professor of Pediatrics di Duke University, mengutip laman Parents.

Ada Kelebihan slow parenting

Menurut Nadia Teymoorian, Psy.D., terapis pernikahan dan keluarga sekaligus direktur klinis di pusat kesehatan mental Moment of Clarity di Orange County, California, prinsip slow parenting membantu orangtua meningkatkan interaksi bermakna dengan anak-anak mereka.

Ketika orangtua menerapkan slow parenting tanpa merasa tertekan untuk terus-menerus menghibur anak-anak, anak akan belajar menciptakan ide-ide sendiri, mengeksplorasi minatnya, dan menemukan kesenangan dalam aktivitas sederhana.

“Melambatkan ritme kehidupan dapat membantu menumbuhkan kesabaran dan kesadaran akan saat ini. Ini memungkinkan anak untuk lebih memahami dunia di sekitar mereka, serta mengembangkan kehidupan batin yang lebih kaya,” ungkapnya mengutip laman Fatherly.

Dengan mengurangi gaya hidup yang serba cepat dan penuh jadwal, orangtua bisa lebih fokus pada hal yang benar-benar penting: menghabiskan waktu berkualitas bersama anak-anak dan membiarkan mereka menikmati masa kecil mereka.

Mengurangi tekanan untuk mengikuti jadwal sibuk seperti keluarga lain dapat menurunkan kecemasan orangtua dan menghilangkan keinginan untuk menjadi “orangtua sempurna”.

Memberikan kebebasan bagi anak-anak untuk memilih aktivitas dan pengalaman mereka sendiri, terlepas dari usia mereka, dapat memperkuat hubungan orangtua-anak secara alami.

Ada juga Kekurangan slow parenting

Seperti halnya gaya parenting lainnya, slow parenting tidak cocok untuk semua orang.  Meskipun slow parenting memiliki banyak manfaat, ada beberapa potensi kekurangan.

“Jika para orangtua memiliki sifat cenderung ingin menyenangkan orang lain, slow parenting bisa menjadi tantangan. Kita semua terbiasa melakukan banyak hal sekaligus, sehingga memperlambat ritme bisa terasa seperti perubahan yang mendadak dan membuat orangtua merasa tidak menyelesaikan semuanya,” kata seorang psikoterapis, Anna Mathur, melansir laman Good To.

Kekurangan lainnya dari slow parenting:

– Membuat anak merasa bosan

– Membuat orangtua merasa seperti sedang bermalas-malasan

– Sulit diterapkan jika orangtua bukan orang yang sabar secara alami

– Kurang memiliki struktur yang mungkin dibutuhkan beberapa anak

Ada Tipsnya nih untuk mempraktikkan slow parenting

1. Hadirlah sepenuhnya saat bersama anak

Ketika bersama anak, coba jauhkan layar dan perangkat elektronik, lalu fokuslah menikmati waktu bersama mereka.

2. Terima kebosanan sebagai bagian dari proses

Saat anak mengatakan, “Aku bosan,” tidak perlu langsung memberikan solusi. Dorong mereka untuk bermain secara mandiri tanpa arahan terus-menerus, karena ini dapat membantu mengembangkan kreativitas dan kemandirian mereka.

3. Nikmati waktu di luar ruangan lebih sering

Alam menjadi taman bermain terbaik bagi anak-anak, dan mereka akan menemukan hal-hal yang menarik dan membuat mereka penasaran. Taman, halaman belakang, pantai, atau area luar ruangan yang aman adalah tempat yang tepat untuk mendorong permainan bebas tanpa struktur.

4. Biarkan anak mengeksplorasi dengan ritme mereka sendiri

Meskipun anak-anak menunjukkan bakat bermain sepak bola, bukan berarti mereka harus segera bergabung dengan tim. Hindari memaksa mereka mengikuti aktivitas atau pelajaran tertentu, kecuali mereka benar-benar tertarik dan bersemangat untuk mencoba.

5. Fokus pada pengalaman daripada kepemilikan materi

Daripada terus-menerus membelikan barang baru, pertimbangkan untuk menghabiskan waktu bersama dan menciptakan kenangan melalui pengalaman yang bermakna.

6. Cobalah untuk melepaskan tekanan sosial

Mengabaikan tekanan untuk selalu membuat anak sibuk adalah bagian penting dari slow parenting. Ini bisa berarti mengurangi waktu di media sosial atau meminta saran kepada pasangan, teman, atau keluarga saat membutuhkan dukungan dalam mengasuh anak.

Pada dasarnya, slow parenting memungkinkan anak untuk memimpin dan mengeksplorasi minat mereka sendiri dengan kecepatannya sendiri, bukan terus-menerus mengatur jadwal aktivitas dan hiburan. Memberi ruang dan mengikuti rasa ingin tahu alami anak, dapat membantu mengurangi stres orangtua serta menghindari kelelahan yang tidak perlu.

Slow parenting mengutamakan momen-momen penuh kebahagiaan tanpa terburu-buru, yang memungkinkan anak tumbuh dan berkembang secara optimal.

Tinggalkan Balasan