Dibahas Bersama IPB, Pemkab Minimalisir Pernikahan Dini untuk Cegah Stunting

 

RUJUKANMEDIA.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor meminimalisir terjadinya pernikahan dini untuk mencegah stunting di wilayahnya.

Dibahas intens bersama IPB University, Pemkab Bogor menilai edukasi soal pra nikah sangat lah penting. Sebab hal tersebut perlu terus tersosialisasikan agar bisa diterima dan dimengerti masyarakat.

Penjabat (Pj) Bupati Bogor Bachril Bakri menyebutkan, edukasi pra nikah ini menjadi salah satu faktor mencegah stunting di samping pemenuhan asupan gizi masyarakat.

“Pencegahan stunting ini sangat dipengaruhi oleh tiga faktor yakni, pra nikah, screening terhadap ibu hamil, dan pemenuhan gizi yang baik terhadap bayi, balita dan anak-anak,” ungkap Bachril dalam audiensi bersama IPB University, Selasa 8 Oktober 2024.

Baca Juga : Tertinggi di Bogor, 500 Anak di Pamijahan Menderita Stunting 

Kasus stunting di Kabupaten Bogor sendiri diketahui berada di posisi kedua terasa di Jawa Barat dengan 27,6 persen. Dari hal itu, Pamijahan menjadi kecamatan paling besar dengan jumlah stunting yakni sekitar 500 anak.

Bachril menilai pembahasan bersama IPB sangat penting dilakukan sebagai komitmen Pemkab Bogor menurunkan stunting.

“Kemarin juga kami baru saja melakukan intervensi percepatan penurunan stunting di wilayah Pamijahan, tentunya dengan berbagai program yang dibahas dengan IPB University ini sangat mendukung dan menyambut baik,” kata Bachril.

Baca Juga : Stunting di Kabupaten Bogor Tertinggi Kedua di Jawa Barat

Sementara, Kepala Pusat P2SDM IPB University, Amiruddin Saleh menyampaikan, bahwa kasus perkawinan anak di Indonesia cukup Mengkhawatirkan. Dimana ini sangat berpengaruh terhadap tingginya angka kasus stunting, putus sekolah juga pengangguran.

Sehingga, lanjutnya, masalah perkawinan terhadap anak ini menjadi fokus bagi jajaran IPB University salah satunya melalui inovasi baru yakni program sekolah pra nikah yang pernah diujicobakan pada tahun 2021 di Desa Ciherang.

“Ternyata animo masyarakatnya tinggi terutama para orang tua yang memiliki remaja, karena dalam sekolah pra nikah ini ada kurikulumnya meskipun tidak formal tetapi ada materi-materi edukasi yang diberikan terutama kepada remaja yang nantinya bisa membekali mereka akan melakukan ke jenjang pernikahan saat memasuki usia pernikahan,” kata Amiruddin. (*)

Tinggalkan Balasan