RUJUKANMEDIA.com – SMAN 1 Ciampea akan segera direhabilitasi pasca atap salah satu ruang kelas di sekolah tersebut ambruk hingga memakan korban sebanyak 7 siswa.
Kepastian tersebut disampaikan Ketua Kantor Cabang Dinas (KCD) wilayah 1 Provinsi Jawa Barat, Kabupaten Bogor, Abur Mustikawanto.
Abur menyebut bahwa SMAN 1 Ciampea telah masuk dalam prioritas sekolah yang akan direhabilitasi oleh tim dari Kementerian PUPR jauh sebelum peristiwa tersebut terjadi.
“Kemarin, tim dari Kementerian PUPR juga melakukan pemeriksaan rutin setiap lima tahun ke sekolah-sekolah. SMAN 1 Ciampea salah satunya,” ungkap Ketua Abur pada Jumat, 15 Maret 2024.
Dia menegaskan bahwa SMAN 1 Ciampea sebelumnya telah menjalani uji pengecekan bangunan oleh KCD melalui tim yang dibentuk oleh PUPR. Terlebih sekolah ini terakhir kali tersentuh pembangunan pada tahun 2018.
“Ciampea adalah salah satu sekolah yang telah diperiksa oleh tim PUPR, dan beberapa di antaranya membutuhkan rehabilitasi. Terdapat dugaan besar bahwa keruntuhan atap ini disebabkan oleh kondisi yang rapuh,” tambahnya.
Baca Juga : Tertimpa Material Atap Ambruk, 7 Siswa SMAN 1 Ciampea Jalani Perawatan hingga ke Rumah Sakit
Abur menjelaskan bahwa pembangunan sekolah saat ini harus mematuhi standar yang ditetapkan oleh PUPR untuk memastikan keamanan bangunan.
“Saat ini, model pembangunan tidak lagi menggunakan kayu, dan semua proyek mengacu pada standar yang ditetapkan oleh PUPR,” jelasnya.
Dia juga meyakini bahwa PUPR memiliki keahlian yang kompeten dalam bidang pembangunan sekolah dan perumahan.
“Oleh karena itu, kami bekerja sama dengan PUPR setiap tahun untuk memastikan bahwa pembangunan menghasilkan bangunan yang kokoh dan dapat bertahan sesuai dengan standar yang ditetapkan PUPR,” pungkasnya.
Baca Juga : Atap Ruang Kelas SMAN 1 Ciampea Ambruk, Puluhan Siswa Dikabarkan Terluka
Sebelumnya diberitakan, pihak SMAN 1 Ciampea mencatat bahwa jumlah siswa yang terluka akibat ambruknya atap ruang kelas di sekolah mencapai tujuh orang.
Kepala SMAN 1 Ciampea, Supandi Guniadi, menyatakan bahwa para siswa yang terluka adalah mereka yang tidak berhasil keluar dengan cepat saat peristiwa terjadi, Kamis 14 Maret 2024.
“Total korban yang terkena dampak belum dapat dipastikan secara pasti, namun yang mengalami luka berjumlah tujuh orang. Tiga di antaranya sedang dirawat di RSUD (dengan kondisi yang belum diketahui), sementara dua siswa lainnya dirawat di sini, di sekolah. Satu mengalami luka di tangan dan satu lagi pada siku,” jelas Supandi.(*)