Dewan Ingatkan PPDB di Kota Bogor Jangan Timbulkan Polemik

 

RUJUKANMEDIA.com – Komisi IV DPRD Kota Bogor, memanggil Dinas Pendidikan (Disdik) jelang dimulainya Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB) tahun ajar 2023. Hal tersebut dilakukan agar tidak terjadi polemik dalam penyelenggaraan PPDB nanti karena semuanya sudah berbasis online.

Ketua Komisi IV DPRD Kota Bogor, Akhmad Saeful Bakhri mengingatkan Disdik Kota Bogor agar mensosialisasikan sistem PPDB online secara masif dan merata agar seluruh orang tua murid mengerti prosesi pendaftaran anaknya nanti.

“Kita berharap tidak ada lagi Kesalahan sistemik dalam Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) karena sudah berbasis online. Bagaimana pun, tidak semua orang tua murid tidak mengerti dan paham (sistem online),” ujar pria yang akrab disapa ASB ini, Minggu 28 Mei 2023.

Untuk itu, ASB menyarankan kepada Disdik Kota Bogor agar pihak sekolah diberikan ruang untuk ikut membantu melakukan pendaftaran secara kolektif bersama orang tua murid.

“Ada loh, orang tua murid yang tidak memiliki gadget dan masih melek teknologi. Pastinya, mrk paham dan mengerti proses pendaftaran secara online,” tuturnya.

Baca Juga : Resmi Dikeluarkan, PPDB SD dan SMP Dibuka Juni

Lebih lanjut, ASB mengingatkan agar dalam proses PPDB nantinya, harus tetap memprioritaskan warga kurang mampu

Persoalan lainnya yang dibahas didalam raker tersebut, adalah kesenjangan jumlah SD dengan SMP dan SMA negeri yang ada di Kota Bogor.

Hal ini, menyebabkan sedikit masyarakat Kota Bogor yang merasakan layanan pendidikan secara merata.

 

Terlebih, bagi warga yang berada di perbatasan wilayah dengan Kabupatennya Bogor

Seperti di pinggiran Kecamatan Bogor Utara, Kecamatan Bogor Selatan dan Kecamatan Bogor Timur yang minim jumlah SMP dan SMA.

Padahal, menurut ASB, DPRD Kota Bogor sudah meminta agar Disdik bisa menjalankan hasil kajian atas penyebaran dan penambahan jumlah sekolah yang sudah dilakukan oleh Bappeda.

Baca Juga : Masuk APBD 2023, DPRD Kabupaten Bogor Minta Disdik Segera Realisasikan Pengadaan Lahan SMPN Cibinong dan Citeureup

Dimana penggabungan sekolah negeri menjadi salah satu opsi yang bisa dilakukan oleh Pemkot Bogor.

“Karena, sebaran sekolah SD tidak seimbang dengan jumlah sekolah SMP. Misalnya SD A dan B berdekatan. Sekolah A dan B digabung menjadi SD A dan sekolah B bisa jadi SMP Negeri,” jelas ASB.

Selain itu, terkait kurikulum merdeka belajar, ASB juga meminta agar Disdik Kota Bogor secara linear mengembangkan mutu pendidikan di Kota Bogor. Baik dari segi pendidik maupun metode pembelajaran bagi para murid dan pemerataan pembangunan sekolah.

“Karena, pembelajaran di abad 21 merupakan pembelajaran yang mengintegrasikan kemampuan literasi, kecakapan pengetahuan, keterampilan dan sikap, serta penguasaan terhadap teknologi,” kata ASB.

“Oleh karena itu, diharapkan dengan melakukan pemerataan siswa, dan peningkatan SDM guru dan sekolah yang berdekatan serta melakukan rotasi mutasi guru, serta pemerataan sarana dan prasarana sekolah, menjadi solusi pendidikan di kota bogor,” tutupnya. (*)

Tinggalkan Balasan