Pengamat Sebut Pergerakan Demokrat Usik Ketenangan Gerindra di Pilkada, Tapi Tak Ganggu KIM

RUJUKANMEDIA.comPengamat Politik dari Universitas Djuanda (Unida) Bogor, Gotfridus Goris Seran menyoroti sikap politik yang ditunjukkan Demokrat dengan melakukan MoU bersama Golkar dan PAN usai deklarasi koalisi dengan Gerindra belum lama ini.

Seran menilai bahwa apa yang terjadi hari ini merupakan sebuah dinamika politik. Sebab, masing-masing partai memiliki kepentingan demi memenangkan kontestasi Pilkada 2024 di Kabupaten Bogor.

“Sikap politik Demokrat yang awal mula dengan Gerindra dan kemudian dengan Golkar (dan PAN) dapat dibaca sebagai langkah membangun komunikasi sekaligus menjajaki ‘kemauan politik’ masing-masing. Jadi tidak dimaknai satu pihak mengingkari atau meninggalkan pihak lain karena sifatnya masih dinamis dalam membangun koalisi menuju Pilbup Bogor 2024,” kata Seran, Rabu 15 Mei 2024.

Dalam kondisi ini, Seran memaklumi ada sedikit hal yang menggangu Gerindra menjelang Pilkada. Sebab, meski mampu untuk maju secara mandiri, partai besutan Prabowo Subianto itu tetap menginginkan kekuatan lebih besar.

“Dalam konteks Pilbup Bogor 2024, Gerindra (12 kursi) sudah memenuhi syarat pencalonan 20 persen, bisa mengusung sendiri calon, Iwan Setiawan atau Rudy Susmanto. Hanya saja, koalisi dibangun untuk memperluas basis dukungan,” jelasnya.

Baca Juga : Anomali Politik Demokrat, Usai Deklarasi dengan Iwan Kini Malah Dukung Jaro Ade

Dengan bergabungnya Demokrat, Golkar dan PAN, maka hal ini akan menjadi warning bagi Gerindra yang saat ini merasa di atas angin.

Musabab, jika MoU yang dikabarkan untuk kepentingan Pilkada ini berjalan mulus, bukan tidak mungkin akan mengancam gerakan Gerindra demi meraih kemenangan.

“Golkar (7 kursi) membutuhkan mitra partai lain dalam membangun koalisi. Sejak awal PAN (2 kursi) sudah menyatakan koalisi dengan Golkar. Dengan bergabungnya Demokrat (6 kursi), koalisi yang dibangun Golkar sudah memenuhi syarat pencalonan dengan Jaro Ade adalah satu-satunya figur calon yang (kabarnya) sudah direkomendasikan DPP,” beber Seran.

Kendati demikian, Seran melihat tidak ada sebuah pengkhianatan dalam kondisi ini. Sebab, keempat partai tersebut merupakan partai yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM).

Artinya, kata dia, ketika di antara mereka memenangkan Pilkada, maka KIM di tataran pusat akan tetap solid.

“Ada semangat kebersamaan yang dibangun semua mitra koalisi (semacam konsensus DPP) di KIM (nasional). Silahkan Gerindra mengusung calonnya. Silahkan Golkar bertarung dalam pilkada. Siapapun yang menang, KIM tetap solid. Tentu ini terkait dengan pemerintahan baru nanti, Prabowo ingin memperkuat kekuasaan dan pemerintahan hingga ke daerah, termasuk menang dalam Pilkada Kabupaten Bogor,” tegas Seran.

Baca Juga : Gerindra Beberkan Kemungkinan Keluar dari KIM usai Demokrat Lebih Dukung Jaro Ade di Pilkada 

Sebelumnya diberitakan, anomali politik mulai terjadi di DPC Demokrat, Kabupaten Bogor. Setelah sebelumnya melakukan deklarasi koalisi dengan Gerindra yang dipimpin Iwan Setiawan, kini mereka menandatangani MoU dengan Golkar dan PAN.

Dilaksanakan kemarin, MoU yang terjalin dengan tiga partai tersebut justru menunjukkan sikap dukungan terhadap salah satu Bakal Calon Bupati (Bacabup) Bogor, yakni Ade Ruhandi alias Jaro Ade.

Sementara seperti diketahui, Gerindra merupakan partai pemenang yang sudah hampir dipastikan akan memajukan calonnya dalam Pilkada 2024 di Kabupaten Bogor.

Menurut Ketua DPC Demokrat Kabupaten Bogor, Dede Chandra Sasmita, MoU yang terjadi dengan Golkar dan PAN adalah sebuah sejarah lama, nostalgia pada Pilkada 2018 yang juga pada saat itu menjagokan Jaro Ade di dalamnya.

“Saya minta kepada agar jangan pernah melupakan partai pengusung pada pilkada 2018 lalu. Pilkada tahun 2024 ini kami partai Demokrat tentunya siap MoU kembali dengan Golkar,” ungkapnya. (*)

Tinggalkan Balasan